Aku terdampar di kota tua ini
Di sini cukup menyeramkan
Hanya ada bayang dan jejak langkahku
Ketakutan terus menghantuiku
Kejam, mungkinkah ada kehidupan di kota seperti ini
Semuanya hancur dan tak meninggalkan
prasasti
Yang dapat menjadi petunjuk bagiku untuk
mengetahui seluk beluk kota
tua ini
Sejenak ku ikuti langkah terakhirku
Dari lorong gelap aku melangkah
Berdinding besi yang berkarat atap-atap
rumah kaca
Juga terdapat lapisan emas di sekeliling
pagarnya
Sepertinya kota
ini kelihatan kota
yang berpenduduk kaya raya
Hampir sulit kutemukan tanah kosong disini
Semuanya berlantaikan keramik kaca dan
gedung pecakar langit bertebaran
Sengatan sinar matahari memaksaku menyusun
rencana untuk berteduh
Untung kutemui koridor kaca yang sedikit
menolong kulitku
Tapi kepalaku tetap terasa pusing oleh
sengatan matahari
Aku pun berlari ke salah satu rumah mewah
yang berlapiskan hiasan cermin,
Bertebaran lukisan lelaki garang
bersenjatakan api, bermantel bulu dan berdiri gagah
Di depan mobil-mobil mewahnya.
Sungguh kekayaan yang menakjubkan.
Aku berjalan ke lantai atas dan aku
terkejut dengan apa yang kulihat
Di sana
berserakan tengkorak yang bertebaran hingga di atas lampu gantung
Di dekat tengkorak-tengkorak tersebut
bertebaran tabung gas
Mereka menyatu bagaikan satu nafas.
Di sini tak ada belatung ataupun bekas
daging bahkan jejak darah pun tak ada
Semuanya bersih, habis
tinggal darahku yang mengering dan kulitku
yang mengeriput
nafasku mulai tersengal dan tubuhku terasa
kaku
pikiranku mulai melayang entah ke mana
satu tujuan yang kudambakan
aku ingin berteduh di bawah pohon, memimum
setetes air dan menghirup udara segar
aku ingin hidup.